Drama percintaan yang rilis pada 8 Februari 2002 ini berhasil menjadi film penting hingga kini. Meski sewaktu peredarannya muncul VCD bajakan dengan gambar goyang dan buram. Lucunya saat perpindahan antara disc 1 ke disc 2 terdapat tulisan Bersambung.... layaknya sinetron televisi.
[Film Indonesia] Rumah Dara (BLURAY)
Download: https://urluss.com/2vF6Xw
Drama percintaan Adit dan Tita yang diadaptasi dari Teenlit (Teen Literature) karangan Rachmania Arunita ini berhasil meraih 3 juta penonton saat tayang. Keberhasilan film yang disutradarai almarhum Nasri Cheppy ini membuat tangan-tangan jahil mengedarkan versi Camrip dalam bentuk VCD. Meski peredarannya VCD itu tak banyak mengganggu keberhasilan filmnya.
1. Kesuksesan EIFFEL I'M IN LOVE raih 3 juta penonton membuat Soraya Intercine Film selaku rumah produksi merilis versi extended-nya.2. Rachmania Arunita menjadi sutradara, penulis novel sekaligus penulis naskah sekuel film ini yang diberi tajuk LOST IN LOVE.
Tiga Dara adalah sebuah film komedi musikal Indonesia yang dirilis pada tahun 1956 dan disutradarai oleh Usmar Ismail serta dibintangi oleh Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak.
Ketika Nunung merayakan ulang tahunnya yang ke-29, kedua adiknya mengajaknya pergi berjalan-jalan. Sementara tiga dara pergi dengan pacar Nana, Herman (Bambang Irawan), sang nenek mengungkapkan kekhawatirannya kepada Sukandar bahwa Ia mungkin tidak sempat melihat Nunung menikah. Masalahnya Nunung jarang bergaul, tak seperti adik-adiknya. Sukandar akhirnya setuju untuk mengundang koleganya ke rumah, dan saat itu, Nunung tampil mengesankan dengan permainan piano dan nyanyiannya. Sayangnya, pertemuan itu hanya dihadiri para pria berusia lanjut, nenek sangat marah dan ingin Sukandar mencarikan pria yang lebih muda. Nenny (yang sengaja menguping) menyarankan untuk mengadakan pesta dengan mengundang teman-teman bermainnya; yang juga gagal, Nunung tidak tertarik dengan keramaian.
Tiga Dara disutradarai dan diproduksi oleh Usmar Ismail untuk Perusahaan Film Nasional (lebih dikenal sebagai Perfini).[1] Meskipun Ismail ingin "tidak akan mempertimbangkan segi komersial" pembuatan film ketika ia mendirikan Perfini pada 1950,[2] ia terpaksa mengakui kebutuhan untuk membuat sebuah film yang menguntungkan karena Perfini masih kekurangan uang. Setelah kegagalan Lagi-Lagi Krisis (1955) dan Tamu Agung (1955), situasi keuangan perusahaan tersebut bergejolak, dan Ismail memberhentikan sejumlah stafnya.[3] Dengan hanya sedikit bantuan keuangan dari pemerintah untuk produksi berikutnya,[a][4] Ismail berkolaborasi dengan M. Alwi Dahlan untuk menulis sebuah film yang akan menjadi populer di kalangan audien.[1] Cerita yang dihasilkan, yang terinspirasi oleh film komedi musikal 1936 Three Smart Girls (Tiga Gadis Cerdas),[5] adalah Tiga Dara.[1]
Produksi Tiga Dara dimulai pada Maret 1956. Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak berperan sebagai pemeran utama.[3] Chitra Dewi sebelumnya muncul dalam Tamu Agung,[6] dan Mieke Wijaya telah melakukan debutnya dalam film Gagal dari Perusahaan Film Palembang pada tahun sebelumnya.[7] Indriati Iskak, putri dari sutradara Raden Iskak yang pada waktu itu berusia 14 tahun, membuat debut film fiturnya pada film Tiga Dara.[8] Para pemeran pendukungnya diisi oleh Fifi Young, Rendra Karno, Hassan Sanusi, Bambang Irawan, dan Roosilawaty.[1] Untuk peran Joni, Ismail memerankan putra kehidupan nyatanya, Irwan Usmar Ismail.[5]
Tiga Dara adalah film Perfini paling menguntungkan yang meraih keuntungan sebesar Rp 10 juta dalam penjualan tiket,[18] atau profit sebesar Rp 3,080,000, [24] Namun, kesuksesan tersebut berdampak kecil bagi situasi keuangan Perfini.[3] Lebih lanjut, Ismail menganggap Tiga Dara tidak sejalan dengan tujuannya ketika ia mendirikan Perfini.[14] Menurut sutradara Perfini sejawatnya D. Djajakusuma:
Pada tahun-tahun berikutnya, Perfini merilis sejumlah film yang berorientasi komersial, seperti Delapan Pendjuru Angin (1957) dan Asrama Dara (1958).[25] Meskipun tidak yang mengalami kegagalan komersial,[26] tidak ada yang menandingi Asrama Dara yang melampaui kesuksesan keuangan Tiga Dara. Ismail berupaya untuk membangun dirinya sebagai sutradara film berkualitas non-profit melalui film Pedjuang (1960),[25] yang ditayangkan dalam kompetisi di Festival Film Internasional Moskwa ke-2 pada 1961.[27] Namun, tahun-tahun tersebut membuat ia menjadi semakin melenceng dari tujuan-tujuan awalnya dan membuat upaya untuk memasuki perbankan, industri klub malam, dan parlemen pada waktu menjelang kematiannya pada 1971.[25]
Tiga Dara telah diakui sebagai karya klasik pada perfilman Indonesia dan sering disiarkan di televisi.[30] Sebuah retrospektif 1989 tentang Perfini dalam majalah Tempo menyatakan bahwa film tersebut masih menampilkan pesona kejujuran dan kenyataan umum dalam karya Ismail sebelumnya,[31] dan dalam sebuah buku memorial 1991 untuk Ismail, Rosihan Anwar menyatakan bahwa tema-tema Tiga Dara masih sejalan bagi bangsa Indonesia.[32] Pendapat yang sama diutarakan oleh sutradara film Nia Dinata pada 2016.[33]
Beberapa film membuat ulang atau terinspirasi dari Tiga Dara. Sebuah remake, Tiga Dara Mencari Cinta, disutradarai oleh Djun Saptohadi dan dirilis pada 1980.[36] Film komedi tersebut dibintangi oleh Ingrid Fernandez, Nana Riwayatie, dan Winny Aditya Dewi sebagai tiga bersaudari[f] yang tinggal dengan ayah mereka dan dihadapkan dengan pertikaian dan godaan kencan.[37] Delapan tahun kemudian, ketika Teguh Karya menyutradarai Pacar Ketinggalan Kereta (1989), ia menyatakan bahwa para pemeran dan kru menonton Tiga Dara dalam upaya untuk melampai film tersebut.[38] Dalam majalah Tempo, penulis Putu Wijaya kemudian menyatakan bahwa Pacar Ketinggalan Kereta tampaknya berusaha untuk memperlihatkan kembali keluarga dan musikal yang dinamis dari cerita Ismail.[39] Pada 2004, film ini dikabarkan akan dibuat ulang oleh sutradara Rudi Soedjarwo dan diproduksi oleh rumah produksi Christine Hakim. Aktris yang sudah ditawari untuk main film terbaru dari Tiga Dara ini adalah Dian Sastrowardoyo, Siti Nurhaliza dan Krisdayanti. Namun hingga kini, rencana tersebut tak pernah terwujud.[40]
Pada tahun 2016, sutradara Nia Dinata berhasil me-remake film ini dengan judul Ini Kisah Tiga Dara, yang mengambil gambar antara 23 Februari dan 27 Maret 2016 di Maumere, Flores. Adapun yang berperan sebagai Tiga Dara adalah Shanty, Tara Basro dan Tatyana Akman. Film yang tayang bulan September 2016 ini tetap mengambil basis tema seperti film aslinya namun setting dan jalan ceritanya disesuaikan dengan konteks kehidupan masa kini.[41]
Macabre, judul internasional untuk Rumah Dara (judul bahasa Indonesia), dan di Singapura berjudul Darah) adalah film horor / slasher Indonesia pada tahun 2010. Film ini bercerita tentang kelompok yang berusaha melarikan diri dari rumah yang dimiliki oleh wanita misterius bernama Dara dan dia. keluarga. Kami kemudian menemukan bahwa keluarga itu adalah pembunuh dan kanibal yang berusaha mendapatkan keabadian. Film ini didasarkan pada film pendek Dara. Sebelum film itu diputar di Indonesia, film itu diputar di beberapa festival pada tahun 2009. Rumah Dara dirilis di Singapura di mana ia memperoleh peringkat M18 (untuk Gore dan Kekerasan)
Pada momen Ramadan di 2020 ini, Indonesia dilanda oleh pandemi virus Corona alias COVID-19. Hal ini membuat kita enggak bisa beraktivitas di luar rumah seperti momen puasa di tahun-tahun sebelumnya. Biar enggak makin bosen, salah satu caranya dengan nonton film sembari menunggu waktu berbuka puasa. 2ff7e9595c
Comments